Ads 468x60px

LDK-JS UNPAR

"Bersama Kita Bisa"

Social Icons

Fitrah Manusia



"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetapkanlah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Ituah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tldak mengetahui," (QS ar-Ruum: 30).

Dalam ayat tersebut terdapat dua kata fitrah, yaitu "fitrah Allah" dan "fitrah manusia" yang keduanya merupakan ciri utama ajaran Islam. Ajaran Islam selalu selaras dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan dan kebutuhan umat manusia.

Keduanya berasal dari Allah SWT. Karena itu, tidak mungkin terdapat pertentangan antara ajaran Islam dengan nilai-nilai kemanusiaan, kapan dan di mana pun.

Ajaran Islam juga bersifat 'alamiyyah (universal), tidak terbatas oleh ruang, waktu dan kesatuan umat manusia. Allah SWT berfirman, "Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui," (QS as-Saba: 28)

Sunahnya Mendahulukan Yang Kanan


Allah  berfirman:
" adapun orang yang kitabnya diberikan ditangan kanannya, maka dia berkata, "ambilah, bacalah kitabku ini. Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, (QS AL HAQQAH : (19-22) 

Macam-Macam Shalat Sunnah

 
Shalat sunnah itu ada dua macam:
1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah

A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
1. Shalat Idul Fitri




Kisah Umar Bin Khaththab r.a.

  Umar ibnuyl Khaththab r.a. dilahirkan pada 13 tahun setelah tahun gajah.
                            Umar ibnul Khaththab r.a. merupakan salah seorang tokoh terkemuka suku Quraisy. Ia memegang tugas sebagai utusan pada masa jahiliah. Karena suku Quraisy, jika terjadi perang antara mereka dan suku lainnya, mereka akan mengutus seorang utusan dan jika ada undangan kehormatan, maka mereka pun mengutus seseorang yang mereka andalkan.

Pintu Pintu Masuknya Setan


               
             Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati. Kalau kita ingin memiliki kemampuan untuk menjaga pintu agar tidak diserbu syetan, kita harus mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan syetan sebagai jalan untuk menguasai benteng tsb.  
              

Kemaksiatan dan Pengaruhnya

    
          Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah Roon (rona) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (HR At-Tirmidzi).

           Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi sampai dibawa ke akhirat. Bukankah Nabi Adam a.s. dan istrinya Siti Hawwa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia karena dosa yang dilakukannya? Dan demikianlah juga yang terjadi pada umat-umat terdahulu.

Cukuplah Kematian Sebagai Nasihat

               “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi)
Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.
Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.
Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga

Empat Pangkal Kebahagian Hidup

Pada suatu hari, para sahabat sedang duduk bersama Nabi SAW. Tiba-tiba terdengar seperti bunyi lebah di sekitar wajah Nabi. Lalu Nabi menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa, “Ya Allah, tambahkan kami dan jangan Engkau kurangkan. Muliakan, jangan Engkau hinakan. Berikan, jangan Engkau halangi. Prioritaskan, jangan Engkau abaikan.”

Para sahabat pun bertanya-tanya, apa gerangan yang telah menimpa Nabi SAW? Rasulullah SAW menjelaskan bahwa baru saja turun wahyu kepada beliau. “Siapa bisa menegakkannya, ia bakal masuk surga.” Lalu beliau membaca ayat, “Qad aflaha al-Mu`minun”  sampai ayat ke-11 surah al-Mu'minun. (HR Tirmizi dan Ahmad dari Umar bin Khattab).