PALANGKA RAYA - Sebanyak 16.800 masker telah dibagikan kepada masyarakat
di Kota Palangka Raya. Hal itu merupakan salah satu upaya dari Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kota Palangka Raya, dalam mencegah mewabahnya Infeksi Saluran
Pernapasan (ISPA) serta penyakit lain akibat kabut asap. Kepala Dinkes Kota
Palangka Raya Dra Sudarmini Apt mengatakan, pembagian masker, masih belum bisa
diberikan kepada seluruh masyarakat yang ada di Palangka Raya.
"Stok untuk
masker terbatas, tapi kami berupaya dengan membagikan ke instansi koordinator,
seperti Disdikpora yang nantinya akan membagikan sekolah-sekolah,"
ungkapnya ketika ditemui Kalteng Pos di ruang kerjanya, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palangka Raya juga
berpartisipasi membagikan masker ke sejumlah instansi. Dirinya mengakui, memang
pihak BLH akan bergerak apabila pihak Dinkes telah memberikan rekomendasi,
udara sudah dalam keadaan sangat tidak sehat. Namun pihaknya mengusulkan, agar
membagi sedini mungkin mengingat volume asap yang kian bertambah. Selain itu,
pihaknya juga mengharapkan agar Disdikpora memberikan rekomendasi kepada
sekolah-sekolah di Palangka Raya, agar para siswa datang pada pukul 08.00 WIB.
"Jam enam atau tujuh pagi, kabut asap yang masih tebal berpengaruh bagi
kesehatan, dan menipis di jam-jam 8.00 ke atas," ujarnya. Dirinya
menambahkan, saat ini ukuran Indikator Standart Pencemaran Udara (ISPU), masih
dalam angka 200. Artinya perlindungan kesehatan dapat dikatakan fleksibel, atau
belum terlalu parah. Sudarmini menambahkan, masyarakat hanya perlu memproteksi
diri dengan masker, dalam melindungi pernafasan dari partikel dan debu kecil.
Namun apabila ISPU telah berada di angka 300, maka telah masuk dalam tahap
tanggap darurat. Dirinya menilai hal itu berarti akan ada evakuasi
besar-besaran terhadap masyarakat yang memiliki penyakit saluran pernafasan.
Dinkes sendiri akan mengambil alih secara langsung, segala bentuk perintah dan
pengambilan keputusan didalam situasi itu. "Namun kita berharap tidak
sampai kearah itu, karena hingga saat ini keadaan masih dapat
dikendalikan," jelasnya. Wanita berjilbab itu juga menambahkan, apabila
memang kabut asap, semakin parah, pihaknya tidak segan akan memberikan
rekomendasi, agar Taman Kanak-Kanak diliburkan. Hal itu dilakukan karena
berdasarkan analisis medika, kabut asap kan berdampak negatif bagi manula,
anak-anak, ibu hamil dan penderita jantung. Sementara anak-anak TK masuk dalam
kategori balita