PALANGKA RAYA - Masyarakat Kota Palangka Raya adalah masyarakat yang majemuk, hampir semua etnis dan budaya di negara ini ada di Kota Palangka Raya. Boleh dikatakan, Palangka Raya adalah miniaturnya Indonesia. Namun ditengah kemajemukan tersebut sangat rawan terhadap benturan-benturan yang mengarah kepada kejadian konflik. Maka, menyikapi hal tersebut dibutuhkan kearifan dalam penanganannya. "Kita harus berkomitmen untuk menjaga kemajemukan tersebut, yaitu dengan memberikan kebebasan kepada warga masyarakat dalam mengekpresikan budaya masing-masing, dengan tidak mengesampingkan adat istiadat setempat. Selain itu juga memberikan kebebasan dalam melaksanakan keyakinan bagi setiap penganutnya,"
ungkap Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia dalam acara silaturahmi Kapolda Kalteng bersama forum koordinasi pemerinrah daerah dan tokoh agama, tokoh adat serta tokoh masyarakat kota Palangka Raya, Selasa (03/10) lalu. Menurut Riban, masyarakat harus menumbuhkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati dalam keberagaman serta mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tugas pemerintah adalah terus mendorong terpeliharanyakehidupan yang harmonis melalui dialog dan tatap muka dalam berbagai aktivitas. "Kita patut bersyukur, bahwa kerukunan antar etnis dan antar umat beragama di Kota Palangka Raya dapat terus berjalan dengan baik. Perbedaanperbedaan yang ada, tidak sempat menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu kemanan dan ketertiban dalam masyarakat," ungkap Riban. Menurut Riban, kondisi ini tidak lepas dari peran semua pihak, serta kesadaran sendiri dari masyarakat. Namun menurutnya, semua pihak harus tetap waspada dan menjaga agar perbedaan yang ada tidak sampai menimbulkan konflik. Dalam kesempatan tersebut Riban menyampaikan ucapan terima kasih kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta instansi terkait khususnya dari kepolisian dan TNI yang bersama-sama pemerintah mewujudkan kerukunan dan keamanan Kota Palangka Raya. ( Kalteng Pos)
