Kiranya bukan pertanyaan seperti itu yang pantas ditanyakan
kepada dokter umum, atau spesialis. Psikiater
tuh yang cocok…
Teman-teman, itu rupanya bukan virus yang akan langsung
menyerang tubuh kita. Yang akan menyebabkan kita sakit fisik. Namun ini lebih
parah lagi, lebih tepatnya saya akan mengatakan itulah satu-satunya virus yang
mudah menyerang semua insan. Kenapa?
Karena merupakan sebuah fitrah dari Allah yang diberikan kepada kita manusia. Fitrah apa? PERASAAN…
Bercerita tentang sebuah perasaan, saya teringat kisah
beberapa teman saya yang berargumen tentang perasaan ini. Saat ia dihadapkan
dengan perasaan yang terbilang aneh namun itulah uniknya sebuah perasaan yang
kadang membuat pemilik perasaan itu sendiri tidak mengerti maksud dari
perasaannya sendiri itu apa. Ceritanya
mana? Nanti deh, saya lagi tidak nyaman bercerita itu di sini. Hehe
Oke, teman-teman. Kita adalah manusia, salah satu jenis
makhluk ciptaan Allah SWT. yang memiliki tiga kompetensi dasar yang merupakan
fitrah dari Allah. Yaitu: jasmaniyah, ruhiyah, dan fikriyah. Yang semestinya
tiga amanah ini senantiasa kita pelihara dengan sebaik-baiknya agar satu sama
lain akan mendukung dijalan kebaikan yang kita lakukan.
Kembali ke perasaan…
Tersebut sebuah kisah, seorang pemuda yang sangat bangga
dengan hatinya yang indah karena tidak ada sedikitpun kecacatan yang terlihat
di hatinya. Dan orang-orangpun mengakui keindahan hatinya.
Namun tiba-tiba datanglah seorang lelaki tua, dengan santai
ia mendekati pemuda itu dengan membawa hatinya. Rusak, terkoyak-koyak, terdapat
kepingan-kepingan yang tidak sesuai dengan pasangannya, seperti itulah kondisi
dari hati seorang lelaki tua itu. Kemudian ia berkata bahwa tidak pantaslah
seorang pemuda itu membanggakan hatinya yang indah karena kemulusannya. Pemuda
itu terkaget. Kenapa?
Karena aku telah melalui berbagai
kehidupan perasaanku, dengan melibatkan hatiku untuk memberikan serpihan dan
kepingan hatiku kepada orang-orang yang ku cintai dan menerima
kepingan-kepingan hati dari mereka. Seperti itulah jawaban yang dilontarkan lelaki tua kepada
pemuda itu. Sontak pemuda itu kaget dan tiba-tiba keadaan menjadi sendu. Pemuda
itu kemudian mengoyak dia punya hati dan memberikannya kepada lelaki tua itu,
dan sebaliknya lelaki tua itupun memberikan kepingan hatinya untuk menutupi
hati sang pemuda.
Kiranya menjadi satu pelajaran buat kita, walau kita mesti
berfantasi tentang hati tadi. Tidak perlu difikirkan bentuknya seperti apa,
karena itu hanyalah sebuah pengandaian yang tidak membutuhkan kondisi nyatanya
seperti apa.
Teman, hati kita adalah jiwa yang senantiasa menemani kita.
Ialah yang mampu merasakan sebuah kebahagiaan, hingga kesakitan tentang
perasaan. Ingat, cinta adalah fitrah seorang manusia, namun menjadi suatu
keharusan untuk memanajemen perasaan yang tumbuh dengan sendirinya itu.
Tepatkah waktunya atau tidak, baikkah kondisinya atau tidak. Hanya kita yang
bisa memutuskan. Maka putuskanlah yang terbaik dan tepat untuk kita.
Ditulis Oleh : MMR.