Ads 468x60px

LDK-JS UNPAR

"Bersama Kita Bisa"

Social Icons

Virus Merah Jambu

      Seberapa berbahayakah virus ini menyerangku? Apa saja yang ku rasakan saat aku dinyatakan positif mengidapnya? Apa penyebabnya aku bisa terserang virus itu? Bagaimana caraku mengobatinya?
Kiranya bukan pertanyaan seperti itu yang pantas ditanyakan kepada dokter umum, atau spesialis. Psikiater tuh yang cocok…
Teman-teman, itu rupanya bukan virus yang akan langsung menyerang tubuh kita. Yang akan menyebabkan kita sakit fisik. Namun ini lebih parah lagi, lebih tepatnya saya akan mengatakan itulah satu-satunya virus yang mudah menyerang semua insan. Kenapa? Karena merupakan sebuah fitrah dari Allah yang diberikan kepada kita manusia. Fitrah apa? PERASAAN…

Bercerita tentang sebuah perasaan, saya teringat kisah beberapa teman saya yang berargumen tentang perasaan ini. Saat ia dihadapkan dengan perasaan yang terbilang aneh namun itulah uniknya sebuah perasaan yang kadang membuat pemilik perasaan itu sendiri tidak mengerti maksud dari perasaannya sendiri itu apa. Ceritanya mana? Nanti deh, saya lagi tidak nyaman bercerita itu di sini. Hehe
Oke, teman-teman. Kita adalah manusia, salah satu jenis makhluk ciptaan Allah SWT. yang memiliki tiga kompetensi dasar yang merupakan fitrah dari Allah. Yaitu: jasmaniyah, ruhiyah, dan fikriyah. Yang semestinya tiga amanah ini senantiasa kita pelihara dengan sebaik-baiknya agar satu sama lain akan mendukung dijalan kebaikan yang kita lakukan.
Kembali ke perasaan…
Tersebut sebuah kisah, seorang pemuda yang sangat bangga dengan hatinya yang indah karena tidak ada sedikitpun kecacatan yang terlihat di hatinya. Dan orang-orangpun mengakui keindahan hatinya.
Namun tiba-tiba datanglah seorang lelaki tua, dengan santai ia mendekati pemuda itu dengan membawa hatinya. Rusak, terkoyak-koyak, terdapat kepingan-kepingan yang tidak sesuai dengan pasangannya, seperti itulah kondisi dari hati seorang lelaki tua itu. Kemudian ia berkata bahwa tidak pantaslah seorang pemuda itu membanggakan hatinya yang indah karena kemulusannya. Pemuda itu terkaget. Kenapa?
Karena aku telah melalui berbagai kehidupan perasaanku, dengan melibatkan hatiku untuk memberikan serpihan dan kepingan hatiku kepada orang-orang yang ku cintai dan menerima kepingan-kepingan hati dari mereka. Seperti itulah jawaban yang dilontarkan lelaki tua kepada pemuda itu. Sontak pemuda itu kaget dan tiba-tiba keadaan menjadi sendu. Pemuda itu kemudian mengoyak dia punya hati dan memberikannya kepada lelaki tua itu, dan sebaliknya lelaki tua itupun memberikan kepingan hatinya untuk menutupi hati sang pemuda.

Kiranya menjadi satu pelajaran buat kita, walau kita mesti berfantasi tentang hati tadi. Tidak perlu difikirkan bentuknya seperti apa, karena itu hanyalah sebuah pengandaian yang tidak membutuhkan kondisi nyatanya seperti apa.
Teman, hati kita adalah jiwa yang senantiasa menemani kita. Ialah yang mampu merasakan sebuah kebahagiaan, hingga kesakitan tentang perasaan. Ingat, cinta adalah fitrah seorang manusia, namun menjadi suatu keharusan untuk memanajemen perasaan yang tumbuh dengan sendirinya itu. Tepatkah waktunya atau tidak, baikkah kondisinya atau tidak. Hanya kita yang bisa memutuskan. Maka putuskanlah yang terbaik dan tepat untuk kita.

Ditulis Oleh : MMR.