Ads 468x60px

LDK-JS UNPAR

"Bersama Kita Bisa"

Social Icons

Kala Hati ini Gundah, Ada Apa Gerangan?

Kita mengenal 3 macam penyakit;yaitu :
1.penyakit hati,
2.penyakit jiwa, dan
3.penyakit fisik.
Membedakan penyakit fisik dengan penyakit jiwa lebih mudah ketimbang membedakan penyakit jiwa dengan penyakit hati. Walaupun demikian, ketiganya memiliki persamaan. 
Apa pun yang dikenai oleh ketiga penyakit itu, ia tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Tubuh kita disebut berpenyakit apabila ada bagian tubuh kita yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Telinga Anda disebut sakit apabila ia tidak dapat mendengar lagi. 
Di antara fungsi hati, menurut Al-Ghazali, adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah telah menciptakan hati sebagai tempat Dia bersemayam.
Allah berkata dalam sebuah hadis Qudsi: Langit dan bumi tidak dapat meliputi-Ku. Hanya hati manusia yang dapat meliputi - Ku.
Dalam hadits Qudsi lain,Allah berkata: "Hai anak Adam, Aku telah menciptakan taman bagimu, dan sebelum kamu bisa masuk ke taman ciptaan-Ku, Aku usir setan dari dalamnya. Dan dalam dirimu ada hati, yang seharusnya menjadi taman yang engkau sediakan bagi-Ku."
Hadits ini menunjukkan bahwa fungsi hati adalah untuk mengenal Allah, mencintai Allah, menemui Allah,dan pada tingkat tertentu, melihat Allah atau berjumpa dengan-Nya. Hati yang berpenyakit ditandai dengan tertutupnya mata bathin kita dari penglihatan-pen­glihatan ruhaniah. Ada hubungan antara penyakit jiwa dengan penyakit fisik. Sebagai contoh, penyakit jiwa yang paling populer pada masyarakat modern adalah stres. Stres pada penyakit jiwa adalah seperti sakit flu pada penyakit fisik.
Dari beberapa penelitian ilmiah, diketahui bahwa orang-orang yang stres mengalami gangguan pada sistem immune atau sistem kekebalan dalam tubuhnya. Orang yang banyak mengalami stres cenderung gampang sekali terkena penyakit. Ini menunjukkan bahwa penyakit jiwa amat berpengaruh dalam menimbulkan gangguan fisik. Demikian pula sebaliknya, penyakit fisik dapat menimbulkan gangguan jiwa. Orang yang sakit terus menerus, sudah berobat ke mana-mana, tetapi belum sembuh, juga bisa mengalami penyakit jiwa. Orang tersebut boleh jadi cepat tersinggung, mudah marah, dan sebagainya.
Salah satu di antara penyakit jiwa adalah perasaan cemas; takut akan sesuatu yang tidak jelas. Ada dua macam ketakutan; Pertama, takut kepada sesuatu yang terlihat, misalnya ketakutan pada harimau. Kedua, takut kepada sesuatu yang abstrak, umpamanya seorang istri yang takut suaminya akan berbuat macam-macam. Sang istri membayangkan sesuatu yang bersumber dari imajinasinya sendiri. Ini berarti istri tersebut mengalami gangguan psikologis. Ada juga orang yang merasa bahwa semua orang di sekitarnya tidak suka kepada dia dan mereka semua bermaksud mencelakakannya­. Dia selalu dibayangi ketakutan seperti itu. Para psikolog menyebut ketakutan seperti ini sebagai anxiety.
Penyakit hati menimbukan gangguan psikologis dan gangguan psikologis berpengaruh pada kesehatan fisik. Contoh penyakit hati adalah dengki, iri hati, dan dendam kepada orang lain. Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati kita sehingga menggerogoti hati kita. Akibat dari menyimpan dendam, kita menjadi stres berkepanjangan.­ Adapun akibat dari iri hati ialah kehilangan perasaan tentram. Orang yang iri hati tidak bisa menikmati kehidupan yang normal karena hatinya tidak pernah bisa tenang sebelum melihat orang lain mengalami kesulitan. Dia melakukan berbagai hal untuk memuaskan rasa iri hatinya. Bila ia gagal, ia akan jatuh kepada frustrasi.
Imam Ali berkata, "Tidak ada orang zalim yang menzalimi orang lain sambil sekaligus menzalimi dirinya sendiri, selain orang yang dengki."
Selain menyakiti orang lain, orang yang dengki juga akan menyakiti dirinya sendiri. Ada penyakit hati yang langsung berpengaruh kepada gangguan fisik. Bakhil, misalnya. Bakhil adalah penyakit hati yang bersumber dari keinginan yang egois. Keinginan untuk menyenangkan diri secara berlebihan akan melahirkan kebakhilan. Penyakit bakhil berpengaruh langsung pada gangguan fisik.
Pernah ada orang datang kepada Imam Ja'far as. Dia mengadukan sakit yang diderita seluruh anggota keluarganya, yang berjumlah sepuluh orang. Imam Ja'far berkata dengan menyebutkan sabda Rasulullah Shallallahu'Ala­ihi Wasallam:
"Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan banyak bersedekah." Dalam hadits lain disebutkan, "Di antara ciri-ciri orang bakhil adalah banyaknya penyakit".
"TANDA TANDA PENYAKIT HATI " :
1.Kehilangan cinta yang tulus.
Orang yang mengidap penyakit hati tidak akan bisa mencintai orang lain dengan benar. Dia tidak mampu mencintai keluarganya dengan ikhlas.
Orang seperti itu agak sulit untuk mencintai Rasulullah Shallallahu'Ala­ihi Wasallam, apalagi mencintai Allah Azza wa Jalla yang lebih abstrak. Karena ia tidak bisa mencintai dengan tulus, dia juga tidak akan mendapat kecintaan yang tulus dari orang lain. Sekiranya ada yang mencintainya dengan tulus, ia akan curiga akan kecintaan itu.
2.Kehilangan ketentraman dan ketenangan bathin.
3.Memiliki hati dan mata yang keras. Pengidap penyakit hati mempunyai mata yang sukar terharu
dan hati yang sulit tersentuh.
4.Kehilangan kekhusyu'an dalam ibadah.
5.malas beramal ibadah
6.senang melakukan dosa.
Orang yang berpenyakit hati merasakan kebahagiaan dalam melakukan dosa,Tidak ada perasaan bersalah yang mengganggu dirinya sama sekali.
Sebuah doa dari Rasulullah Shallallahu'Ala­ihi Wasallam berbunyi: "Ya Allah, jadikanlah aku orang yang apabila berbuat baik aku berbahagia dan apabila aku berbuat dosa, aku cepat-cepat beristighfar."(­Al-hadits)
Di antara taubat yang tidak diterima Allah ialah taubat orang yang tidak pernah merasa perlu untuk bertaubat karena tak merasa berbuat dosa. Kali pertama seseorang melakukan dosa, ia akan merasa bersalah. Tetapi saat ia mengulanginya untuk kedua kali, rasa bersalah itu akan berkurang. Setelah ia berulang kali melakukan maksiat, ia akan mulai menyenangi kemaksiatan itu. Bahkan ia menjadi ketagihan untuk berbuat maksiat terus menerus. Ini menandakan orang tersebut sudah berada dalam kategori firman Allah: "Dalam hatinya ada penyakit lalu Allah tambahkan penyakitnya." (QS. Al-Baqarah: 10)
Dalam kitabnya Ihyâ `Ulûmuddîn, Al-Ghazali berbicara tentang tanda- tanda penyakit hati dan kiat-kiat untuk mengetahui penyakit hati tersebut. Ia menyebutkan sebuah doa yang isinya meminta agar kita diselamatkan dari berbagai jenis penyakit hati: "Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan doa yang tidak diangkat."
Merujuk pada doa di atas, kita bisa menyimpulkan ciri-ciri orang yang berpenyakit hati sebagai berikut:
Pertama, memiliki ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmunya tidak berguna baginya dan tidak menjadikannya lebih dekat kepada Allah swt. Al-Quran menyebutkan orang yang betul- betul takut kepada Allah itu sebagai orang-orang memiliki ilmu: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya­ ialah orang yang berilmu. Jika ada orang yang berilmu tapi tidak takut kepada Allah, berarti dia memiliki ilmu yang tidak bermanfaat.
Kedua, mempunyai hati yang tidak bisa khusyuk. Dalam menjalankan ibadah, ia tidak bisa mengkhusyukkan hatinya sehingga tidak bisa menikmati ibadahnya. Ibadah menjadi sebuah kegiatan rutin yang tidak mempengaruhi perilakunya sama sekali. Tanda lahiriah dari orang yang hatinya tidak khusyuk adalah matanya sulit menangis.
Rasulullah Shallallahu'Ala­ihi Wasallam menyebutnya sebagai jumûd al-`ain (mata yang beku dan tidak bisa mencair). Di dalam Al-Quran, Allah menyebut manusia-manusia­ yang saleh sebagai mereka yang ...seringkali terhempas dalam sujud dan menangis terisak-isak.^^
Di antara sahabat-sahabat­ Nabi, terdapat sekelompok orang yang disebut al-bakâun (orang-orang yang selalu menangis) karena setiap kali Nabi berkhutbah, mereka tidak bisa menahan tangisannya. Dalam sebuah riwayat, para sahabat bercerita: Suatu hari, Nabi Saw menyampaikan nasihat kepada kami. Berguncanglah hati kami dan berlinanglah air mata kami. Kami lalu meminta, "Ya Rasulallah, seakan- akan ini khutbahmu yang terakhir, berilah kami tambahan wasiat." Kemudian Nabi saw bersabda, "Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, kalian akan menyaksikan pertengkaran di antara kaum muslimin yang banyak ..." Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda: "Hal pertama yang akan dicabut dari umat ini adalah tangisan karena kekhusyukan."
Ketiga, memiliki nafsu yang tidak pernah kenyang. Ia memendam ambisi yang tak pernah habis, keinginan yang terus menerus, serta keserakahan yang takkan terpuaskan.
Adapun ciri keempat dari orang yang berpenyakit hati adalah doanya tidak diangkat dan didengar Allah Azza wa Jalla.
Bagaimana sih cara Mengobati Penyakit Hati??^_^
Cara pertama untuk mengobati penyakit hati, menurut Al-Ghazali, adalah dengan mencari guru yang mengetahui penyakit hati kita. Ketika kita datang kepada guru tersebut, kita harus datang dengan segala kepasrahan. Kita tidak boleh tersinggung jika guru itu memberitahukan penyakit hati kita.
Umar Ibn Al-Khattab berkata, "Aku menghargai sahabat-sahabat­ku yang menunjukkan aib-aibku sebagai hadiah untukku."
Seorang guru harus mencintai kita dengan tulus dan begitu pula sebaliknya, kita harus mencintai guru kita dengan tulus. Apa pun yang dikatakan guru, kita tidak menjadi marah. Kita juga harus mencari guru yang lebih sedikit penyakit hatinya daripada diri kita sendiri.
Kedua, mendapatkan sahabat yang jujur. Sahabat adalah orang yang membenarkan bukan yang `membenar-benar­kan' kita. Sahabat yang baik adalah yang membetulkan kita, bukan yang menganggap apapun yang kita lakukan itu betul.
Ketiga, jika sulit mendapatkan sahabat yang jujur, kita bisa mencari musuh dan mempertimbangka­n ucapan-ucapan musuh tentang diri kita. Musuh dapat menunjukkan aib kita dengan lebih jujur ketimbang sahabat kita sendiri. Keempat, memperhatikan perilaku orang lain yang buruk dan kita rasakan akibat perilaku buruk tersebut pada diri kita. Dengan cara itu, kita tidak akan melakukan hal yang sama. Hal ini sangat mudah karena kita lebih sering memperhatikan perilaku orang lain yang buruk daripada perilaku buruk kita sendiri.
Sebuah kisah dari Jalaluddin Rumi ; Alkisah, di sebuah kota ada seorang pria yang menanam pohon berduri di tengah jalan. Walikota sudah memperingatkann­ya agar memotong pohon berduri itu. Setiap kali diingatkan, orang itu selalu mengatakan bahwa ia akan memotongnya besok. Namun sampai orang itu tua, pohon itu belum dipotong juga. Seiring dengan waktu, pohon berduri itu bertambah besar. Ia menutupi semua bagian jalan. Duri itu tidak saja melukai orang yang melalui jalan, tapi juga melukai pemiliknya. Orang tersebut sudah sangat tua. Ia menjadi amat lemah sehingga tidak mampu lagi untuk menebas pohon yang ia tanam sendiri.
Di akhir kisah itu Rumi memberikan nasihatnya, "Dalam hidup ini, kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Ambillah kapak Haidar, potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali."
Yang dimaksud Rumi dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam ruh kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak ada daya kita untuk menghancurkannya
Semoga memahami makna yg ada dgn hikmah yg baik dihati.
Barakallahu^_^