1.penyakit hati,
2.penyakit jiwa, dan
3.penyakit fisik.
Membedakan penyakit fisik dengan
penyakit jiwa lebih mudah ketimbang membedakan penyakit jiwa dengan penyakit
hati. Walaupun demikian, ketiganya memiliki persamaan.
Apa pun yang dikenai oleh ketiga penyakit itu, ia tidak akan mampu menjalankan
fungsinya dengan baik. Tubuh kita disebut berpenyakit apabila ada bagian tubuh
kita yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Telinga Anda disebut sakit
apabila ia tidak dapat mendengar lagi. Di antara fungsi hati, menurut Al-Ghazali, adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah telah menciptakan hati sebagai tempat Dia bersemayam.
Allah berkata dalam sebuah hadis Qudsi:
Langit dan bumi tidak dapat meliputi-Ku. Hanya hati manusia yang dapat meliputi
- Ku.
Dalam hadits Qudsi lain,Allah berkata:
"Hai anak Adam, Aku telah menciptakan taman bagimu, dan sebelum kamu bisa
masuk ke taman ciptaan-Ku, Aku usir setan dari dalamnya. Dan dalam dirimu ada
hati, yang seharusnya menjadi taman yang engkau sediakan bagi-Ku."
Hadits ini menunjukkan bahwa fungsi
hati adalah untuk mengenal Allah, mencintai Allah, menemui Allah,dan pada
tingkat tertentu, melihat Allah atau berjumpa dengan-Nya. Hati yang berpenyakit
ditandai dengan tertutupnya mata bathin kita dari penglihatan-penglihatan
ruhaniah. Ada hubungan antara penyakit jiwa dengan penyakit fisik. Sebagai
contoh, penyakit jiwa yang paling populer pada masyarakat modern adalah stres.
Stres pada penyakit jiwa adalah seperti sakit flu pada penyakit fisik.
Dari beberapa penelitian ilmiah,
diketahui bahwa orang-orang yang stres mengalami gangguan pada sistem immune
atau sistem kekebalan dalam tubuhnya. Orang yang banyak mengalami stres
cenderung gampang sekali terkena penyakit. Ini menunjukkan bahwa penyakit jiwa
amat berpengaruh dalam menimbulkan gangguan fisik. Demikian pula sebaliknya,
penyakit fisik dapat menimbulkan gangguan jiwa. Orang yang sakit terus menerus,
sudah berobat ke mana-mana, tetapi belum sembuh, juga bisa mengalami penyakit
jiwa. Orang tersebut boleh jadi cepat tersinggung, mudah marah, dan sebagainya.
Salah satu di antara penyakit jiwa
adalah perasaan cemas; takut akan sesuatu yang tidak jelas. Ada dua macam
ketakutan; Pertama, takut kepada sesuatu yang terlihat, misalnya ketakutan pada
harimau. Kedua, takut kepada sesuatu yang abstrak, umpamanya seorang istri yang
takut suaminya akan berbuat macam-macam. Sang istri membayangkan sesuatu yang
bersumber dari imajinasinya sendiri. Ini berarti istri tersebut mengalami
gangguan psikologis. Ada juga orang yang merasa bahwa semua orang di sekitarnya
tidak suka kepada dia dan mereka semua bermaksud mencelakakannya. Dia selalu
dibayangi ketakutan seperti itu. Para psikolog menyebut ketakutan seperti ini
sebagai anxiety.
Penyakit hati menimbukan gangguan
psikologis dan gangguan psikologis berpengaruh pada kesehatan fisik. Contoh
penyakit hati adalah dengki, iri hati, dan dendam kepada orang lain. Dendam
adalah rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati kita sehingga
menggerogoti hati kita. Akibat dari menyimpan dendam, kita menjadi stres
berkepanjangan. Adapun akibat dari iri hati ialah kehilangan perasaan tentram.
Orang yang iri hati tidak bisa menikmati kehidupan yang normal karena hatinya
tidak pernah bisa tenang sebelum melihat orang lain mengalami kesulitan. Dia
melakukan berbagai hal untuk memuaskan rasa iri hatinya. Bila ia gagal, ia akan
jatuh kepada frustrasi.
Imam Ali berkata, "Tidak ada orang
zalim yang menzalimi orang lain sambil sekaligus menzalimi dirinya sendiri,
selain orang yang dengki."
Selain menyakiti orang lain, orang yang
dengki juga akan menyakiti dirinya sendiri. Ada penyakit hati yang langsung
berpengaruh kepada gangguan fisik. Bakhil, misalnya. Bakhil adalah penyakit hati
yang bersumber dari keinginan yang egois. Keinginan untuk menyenangkan diri
secara berlebihan akan melahirkan kebakhilan. Penyakit bakhil berpengaruh
langsung pada gangguan fisik.
Pernah ada orang datang kepada Imam Ja'far as. Dia mengadukan sakit yang diderita seluruh anggota keluarganya, yang berjumlah sepuluh orang. Imam Ja'far berkata dengan menyebutkan sabda Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam:
"Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan banyak bersedekah." Dalam hadits lain disebutkan, "Di antara ciri-ciri orang bakhil adalah banyaknya penyakit".
Pernah ada orang datang kepada Imam Ja'far as. Dia mengadukan sakit yang diderita seluruh anggota keluarganya, yang berjumlah sepuluh orang. Imam Ja'far berkata dengan menyebutkan sabda Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam:
"Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan banyak bersedekah." Dalam hadits lain disebutkan, "Di antara ciri-ciri orang bakhil adalah banyaknya penyakit".
"TANDA TANDA PENYAKIT HATI "
:
1.Kehilangan cinta yang tulus.
Orang yang mengidap penyakit hati tidak
akan bisa mencintai orang lain dengan benar. Dia tidak mampu mencintai
keluarganya dengan ikhlas.
Orang seperti itu agak sulit untuk
mencintai Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam, apalagi mencintai Allah Azza
wa Jalla yang lebih abstrak. Karena ia tidak bisa mencintai dengan tulus, dia
juga tidak akan mendapat kecintaan yang tulus dari orang lain. Sekiranya ada
yang mencintainya dengan tulus, ia akan curiga akan kecintaan itu.
2.Kehilangan ketentraman dan ketenangan
bathin.
3.Memiliki hati dan mata yang keras.
Pengidap penyakit hati mempunyai mata yang sukar terharu
dan hati yang sulit tersentuh.
4.Kehilangan kekhusyu'an dalam ibadah.
5.malas beramal ibadah
6.senang melakukan dosa.
Orang yang berpenyakit hati merasakan kebahagiaan
dalam melakukan dosa,Tidak ada perasaan bersalah yang mengganggu dirinya sama
sekali.
Sebuah doa dari Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam berbunyi: "Ya Allah, jadikanlah aku orang
yang apabila berbuat baik aku berbahagia dan apabila aku berbuat dosa, aku
cepat-cepat beristighfar."(Al-hadits)
Di antara taubat yang tidak diterima
Allah ialah taubat orang yang tidak pernah merasa perlu untuk bertaubat karena
tak merasa berbuat dosa. Kali pertama seseorang melakukan dosa, ia akan merasa
bersalah. Tetapi saat ia mengulanginya untuk kedua kali, rasa bersalah itu akan
berkurang. Setelah ia berulang kali melakukan maksiat, ia akan mulai menyenangi
kemaksiatan itu. Bahkan ia menjadi ketagihan untuk berbuat maksiat terus
menerus. Ini menandakan orang tersebut sudah berada dalam kategori firman
Allah: "Dalam hatinya ada penyakit lalu Allah tambahkan penyakitnya."
(QS. Al-Baqarah: 10)
Dalam kitabnya Ihyâ `Ulûmuddîn,
Al-Ghazali berbicara tentang tanda- tanda penyakit hati dan kiat-kiat untuk
mengetahui penyakit hati tersebut. Ia menyebutkan sebuah doa yang isinya
meminta agar kita diselamatkan dari berbagai jenis penyakit hati: "Ya
Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak
khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan doa yang tidak
diangkat."
Merujuk pada doa di atas, kita bisa
menyimpulkan ciri-ciri orang yang berpenyakit hati sebagai berikut:
Pertama, memiliki ilmu yang tidak
bermanfaat. Ilmunya tidak berguna baginya dan tidak menjadikannya lebih dekat
kepada Allah swt. Al-Quran menyebutkan orang yang betul- betul takut kepada
Allah itu sebagai orang-orang memiliki ilmu: Sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang yang berilmu. Jika ada orang yang
berilmu tapi tidak takut kepada Allah, berarti dia memiliki ilmu yang tidak
bermanfaat.
Kedua, mempunyai hati yang tidak bisa
khusyuk. Dalam menjalankan ibadah, ia tidak bisa mengkhusyukkan hatinya
sehingga tidak bisa menikmati ibadahnya. Ibadah menjadi sebuah kegiatan rutin
yang tidak mempengaruhi perilakunya sama sekali. Tanda lahiriah dari orang yang
hatinya tidak khusyuk adalah matanya sulit menangis.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam
menyebutnya sebagai jumûd al-`ain (mata yang beku dan tidak bisa mencair). Di
dalam Al-Quran, Allah menyebut manusia-manusia yang saleh sebagai mereka yang
...seringkali terhempas dalam sujud dan menangis terisak-isak.^^
Di antara sahabat-sahabat Nabi,
terdapat sekelompok orang yang disebut al-bakâun (orang-orang yang selalu
menangis) karena setiap kali Nabi berkhutbah, mereka tidak bisa menahan
tangisannya. Dalam sebuah riwayat, para sahabat bercerita: Suatu hari, Nabi Saw
menyampaikan nasihat kepada kami. Berguncanglah hati kami dan berlinanglah air
mata kami. Kami lalu meminta, "Ya Rasulallah, seakan- akan ini khutbahmu
yang terakhir, berilah kami tambahan wasiat." Kemudian Nabi saw bersabda,
"Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, kalian akan
menyaksikan pertengkaran di antara kaum muslimin yang banyak ..." Dalam
riwayat lain, Nabi saw bersabda: "Hal pertama yang akan dicabut dari umat
ini adalah tangisan karena kekhusyukan."
Ketiga, memiliki nafsu yang tidak
pernah kenyang. Ia memendam ambisi yang tak pernah habis, keinginan yang terus
menerus, serta keserakahan yang takkan terpuaskan.
Adapun ciri keempat dari orang yang berpenyakit hati adalah doanya tidak diangkat dan didengar Allah Azza wa Jalla.
Adapun ciri keempat dari orang yang berpenyakit hati adalah doanya tidak diangkat dan didengar Allah Azza wa Jalla.
Bagaimana sih cara Mengobati Penyakit
Hati??^_^
Cara pertama untuk mengobati penyakit
hati, menurut Al-Ghazali, adalah dengan mencari guru yang mengetahui penyakit
hati kita. Ketika kita datang kepada guru tersebut, kita harus datang dengan
segala kepasrahan. Kita tidak boleh tersinggung jika guru itu memberitahukan
penyakit hati kita.
Umar Ibn Al-Khattab berkata, "Aku
menghargai sahabat-sahabatku yang menunjukkan aib-aibku sebagai hadiah
untukku."
Seorang guru harus mencintai kita dengan
tulus dan begitu pula sebaliknya, kita harus mencintai guru kita dengan tulus.
Apa pun yang dikatakan guru, kita tidak menjadi marah. Kita juga harus mencari
guru yang lebih sedikit penyakit hatinya daripada diri kita sendiri.
Kedua, mendapatkan sahabat yang jujur.
Sahabat adalah orang yang membenarkan bukan yang `membenar-benarkan' kita.
Sahabat yang baik adalah yang membetulkan kita, bukan yang menganggap apapun
yang kita lakukan itu betul.
Ketiga, jika sulit mendapatkan sahabat
yang jujur, kita bisa mencari musuh dan mempertimbangkan ucapan-ucapan musuh
tentang diri kita. Musuh dapat menunjukkan aib kita dengan lebih jujur
ketimbang sahabat kita sendiri. Keempat, memperhatikan perilaku orang lain yang
buruk dan kita rasakan akibat perilaku buruk tersebut pada diri kita. Dengan
cara itu, kita tidak akan melakukan hal yang sama. Hal ini sangat mudah karena
kita lebih sering memperhatikan perilaku orang lain yang buruk daripada
perilaku buruk kita sendiri.
Sebuah kisah dari Jalaluddin Rumi ;
Alkisah, di sebuah kota ada seorang pria yang menanam pohon berduri di tengah
jalan. Walikota sudah memperingatkannya agar memotong pohon berduri itu.
Setiap kali diingatkan, orang itu selalu mengatakan bahwa ia akan memotongnya
besok. Namun sampai orang itu tua, pohon itu belum dipotong juga. Seiring
dengan waktu, pohon berduri itu bertambah besar. Ia menutupi semua bagian
jalan. Duri itu tidak saja melukai orang yang melalui jalan, tapi juga melukai
pemiliknya. Orang tersebut sudah sangat tua. Ia menjadi amat lemah sehingga
tidak mampu lagi untuk menebas pohon yang ia tanam sendiri.
Di akhir kisah itu Rumi memberikan
nasihatnya, "Dalam hidup ini, kalian sudah banyak sekali menanam pohon
berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi
juga dirimu sendiri. Ambillah kapak Haidar, potonglah seluruh duri itu sekarang
sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali."
Yang dimaksud Rumi dengan pohon berduri
dalam hati adalah penyakit- penyakit hati dalam ruh kita. Bersamaan dengan
tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat
untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari,
penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak ada
daya kita untuk menghancurkannya
Semoga memahami makna yg ada dgn hikmah
yg baik dihati.
Barakallahu^_^