Ads 468x60px

LDK-JS UNPAR

"Bersama Kita Bisa"

Social Icons

Sederhana itu Mulia



Asalamualaikumwarohmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya untuk Mu ya Robb, Tuhan semesta alam. Lafadz yang amat agung yang memiliki untaian makna seribu rasa. Ucapan yang mengantarkan kekikiran menuju keberkahan, kemunafikan menjelma menjadi kejujuran, rasa sedih berubah ikatan kasih, menyamarkan pesimis menyatakan optimis. Rantai keagungan yang terulur bagi para hamba yang bersyukur. Bersyukur pula dalam kesempatan ini, ijinkan ane untuk berujar fikir pada lembar mulia ini, untuk mengingatkan kembali diri ane pribadi dan pembaca sekalian akan hakikat “kemuliaan” hakiki.


Sholawat dan salam selalu akan terbenarkan dalam hati, terucapkan mengalir melalui lisan, dan kita amalkan dalam kehidupan teruntuk Rasullullah Muhammad saw. Sungguh jika ku baca sirah mu, teramat cinta nya engkau kepada umat-umat mu, mulianya budi pekertimu, sucinya jiwa yang terpancar dalam keseharianmu, dan yang terus memikirkan nasib umatmu sampai akhir hayat mu. tetapi apa yang dilakukan oleh orang-orang yang engkau khawatirkan itu??? Tidak sedikitpun rasa terburu apalagi rindu akan pertemuan dengan mu. Astagfirullahaladzim.

Ikhawah fillah yang insyaAllah di muliakan Allah swt, teringat perkataan sahabat mulia, kekasih nabi, sahabat terbaik, mertua yang bijaksana dan ayah yang mulia Abu Bakar RA. yang menguraikan tentang adanya tuhan, beliau menyatakan “Saya mengenal tuhanku karena tuhanku, jika bukan karena tuhanku maka saya tidak mengenal tuhanku.” Sungguh susunan kalimat yang sederhana akan tetapi memiliki makna yang membahana. Dengan ungkapan yang sederhana itu, telah menjadikan beliau orang mulia, mengkokohkan keimanan yang membaja, yang membenarkan setiap wahyu yang disampaikan Rasul tanpa adanya keraguan. Dengan keserhanaan itu pula, telah menempatkan beliau menjadi orang terdekat Nabi Muhammad di dunia sampai di akhirat kelak.
Saudara-saudara yang ane cinta karena Allah, mari kita bersafari dengan kondisi yang mewarnai kehidupan kita sekarang, sering kali kita terpola pada pemikiran bahwa kompleks, runtun, panjang, lengkap, banyak itu menjadikan bahan esensial dalam memberikan grade nilai pada sesuatu yang berada di depan mata kita. Hal itu pula yang dapat menjadikan kedudukan dan prestise orang akan menjadi mulia atau pun hina di mata orang lain, oleh karenanya tidak sedikit orang yang mematikan potensi yang mereka miliki. Karena apa??? Ya.. karena banyak dari kita tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup dalam mengaktualisasikan bakat diri. Ikhwah fillah, melihat keadaan tersebut menjadikan bukti bahwa Rasul saw, adalah utusan resmi Allah swt. Mari kita buka kembali uraian pada potongan hadis ke-2 dalam hadis Arba’in Nawawi “ ........ orang itu berkata, ‘beritahu aku tentang hari kiamat’. Beliau menjawab , ‘ orang yang ditanya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya ‘. Orang itu berkata lagi : ‘beritahu aku tanda-tanda nya’. Beliau menjawab ,’Bila budak wanita telah melahirkan tuan putrinya, dan bila  engkau melihat orang-orang (yang dahulunya) tidak beralas kaki, tak berbaju, miskin dan pekerjaannya mengembalakan kambing, telah berlomba-lomba mendirikan bangunan rumahnya’.........”. apa yang bisa kita ambil dari pernyataan hadis tersebut??? Sungguh hari kiamat hanya Allah yang memiliki ilmu akan hal itu, tidak ada makhluk pun yang mengetahui kapan terjadinya hari kehancuran dunia itu, baik malaikat maupun rasul pun tidak mempunyai pengetahuan akan waktu datangnya kiamat. Akan tetapi karena Rahman dan Rahim nya Allah, kita di jelaskan mengenai tanda-tanda menjelang hari itu tiba.
1.       Krisis moral yang melanda, sehingga banyak anak yang durhaka pada orang tuanya, banyak dari mereka yang memperlakukan orang tuanya seperti perlakuan seorang tuan (majikan) terhadap budaknya (pembantunya). Hanya karena mereka dilahirkan dalam kondisi sederhana. Hanya karena tidak ada mobil yang mengantar mereka ke sekolahnya. Hanya karena ingin mendapat predikat kaya. Na’udzubillah thumma na’udzubillah.
2.       Kehidupan yang jungkir balik. Sekarang banyak kita jumpai karena ingin mengejar “kompleks, runtun, panjang, lengkap, banyak serta prestise”, menjamurlah orang bodoh menjadi seorang pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan dalam mengaturnya, harta melimpah dengan cara kebatilan, merajalelanya manusia yang berlaku sombong dan foya-foya, bahkan mereka berlomba dan saling meninggikan bangunan dengan penuh kebanggaan agar mendapat predikan orang terkaya. Mereka berlaku congak pada orang lain, bahkan seakan mereka ingin saling menguasai satu sama yang lain.

Ikhwah fillah sekalian, bukan.....bukan materi menjadi satu-satunya yang akan memuliakan kita, bukan hanya penilaian orang yang akan menghantarkan kita ke syurga, bukan karena kedudukan yang akan menggiring kita untuk bahagia. Tetapi raport Allah lah yang akan menjadi penentunya. Mari bangunkan diri kita, dan bangunkan maysarakat kita, mengacalah pada sosok teladan yang sudah menorehkan tinta kemuliaan dalam hidupnya, menelusuri jejak-jejak insan-insan idola, bertemanlah dalam ikatan Dien yang membawa kebahagiaan. Tengoklah nabi kita, tengoklah sahabat-sahabat nya, tengoklah orang-orang yang masih dalam barisan dakwahnya. Bukan dengan ketampanan kita menjadi bahagia, bukan karena harta yang melimpah kita mendapat kedudukan. Bangkitkan potensi dalam diri, aktualisasikan dalam karya madani, bergeraklah walau hanya dengan satu lengan, berlarilah jika memang hanya satu kaki yang mampu di gerakkan, berbarislah dalam satu kekuatan kebersamaan. Kesederhanaan akan menjadi kunci dalam keberhasilan, kesederhanaan yang mengantarkan kita dalam kemuliaan, kesederhanaan yang memenuhi hati kita dengan cinta Nya yang Rahman, dengan kesederhanaan pula yang akan mengantarkan diri kita pada posisi yang terdekat kepada Robb Tuhan alam semesta.
Allahu’alambishowab.
Wasalamualaikumwarohmatullahiwabarakatuh

By. Ibnu Madya