Asalamualaikumwarohmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya untuk Mu
ya Robb, Tuhan semesta alam. Lafadz yang amat agung yang memiliki untaian makna
seribu rasa. Ucapan yang mengantarkan kekikiran menuju keberkahan, kemunafikan
menjelma menjadi kejujuran, rasa sedih berubah ikatan kasih, menyamarkan
pesimis menyatakan optimis. Rantai keagungan yang terulur bagi para hamba yang
bersyukur. Bersyukur pula dalam kesempatan ini, ijinkan ane untuk berujar fikir
pada lembar mulia ini, untuk mengingatkan kembali diri ane pribadi dan pembaca
sekalian akan hakikat “kemuliaan” hakiki.
Sholawat dan salam selalu akan terbenarkan dalam hati,
terucapkan mengalir melalui lisan, dan kita amalkan dalam kehidupan teruntuk
Rasullullah Muhammad saw. Sungguh jika ku baca sirah mu, teramat cinta nya
engkau kepada umat-umat mu, mulianya budi pekertimu, sucinya jiwa yang
terpancar dalam keseharianmu, dan yang terus memikirkan nasib umatmu sampai
akhir hayat mu. tetapi apa yang dilakukan oleh orang-orang yang engkau
khawatirkan itu??? Tidak sedikitpun rasa terburu apalagi rindu akan pertemuan
dengan mu. Astagfirullahaladzim.
Ikhawah fillah yang insyaAllah di muliakan Allah swt,
teringat perkataan sahabat mulia, kekasih nabi, sahabat terbaik, mertua yang
bijaksana dan ayah yang mulia Abu Bakar RA. yang menguraikan tentang adanya
tuhan, beliau menyatakan “Saya mengenal
tuhanku karena tuhanku, jika bukan karena tuhanku maka saya tidak mengenal
tuhanku.” Sungguh susunan kalimat yang sederhana akan tetapi memiliki makna
yang membahana. Dengan ungkapan yang sederhana itu, telah menjadikan beliau
orang mulia, mengkokohkan keimanan yang membaja, yang membenarkan setiap wahyu
yang disampaikan Rasul tanpa adanya keraguan. Dengan keserhanaan itu pula,
telah menempatkan beliau menjadi orang terdekat Nabi Muhammad di dunia sampai
di akhirat kelak.
Saudara-saudara yang ane cinta karena Allah, mari kita
bersafari dengan kondisi yang mewarnai kehidupan kita sekarang, sering kali
kita terpola pada pemikiran bahwa kompleks, runtun, panjang, lengkap, banyak
itu menjadikan bahan esensial dalam memberikan grade nilai pada sesuatu yang
berada di depan mata kita. Hal itu pula yang dapat menjadikan kedudukan dan
prestise orang akan menjadi mulia atau pun hina di mata orang lain, oleh
karenanya tidak sedikit orang yang mematikan potensi yang mereka miliki. Karena
apa??? Ya.. karena banyak dari kita tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup
dalam mengaktualisasikan bakat diri. Ikhwah fillah, melihat keadaan tersebut
menjadikan bukti bahwa Rasul saw, adalah utusan resmi Allah swt. Mari kita buka
kembali uraian pada potongan hadis ke-2 dalam hadis Arba’in Nawawi “ ........ orang itu berkata, ‘beritahu aku
tentang hari kiamat’. Beliau menjawab , ‘ orang yang ditanya tidak lebih tahu
dari orang yang bertanya ‘. Orang itu berkata lagi : ‘beritahu aku tanda-tanda
nya’. Beliau menjawab ,’Bila budak wanita telah melahirkan tuan putrinya, dan
bila engkau melihat orang-orang (yang
dahulunya) tidak beralas kaki, tak berbaju, miskin dan pekerjaannya
mengembalakan kambing, telah berlomba-lomba mendirikan bangunan
rumahnya’.........”. apa yang bisa kita ambil dari pernyataan hadis
tersebut??? Sungguh hari kiamat hanya Allah yang memiliki ilmu akan hal itu,
tidak ada makhluk pun yang mengetahui kapan terjadinya hari kehancuran dunia
itu, baik malaikat maupun rasul pun tidak mempunyai pengetahuan akan waktu
datangnya kiamat. Akan tetapi karena Rahman dan Rahim nya Allah, kita di
jelaskan mengenai tanda-tanda menjelang hari itu tiba.
1.
Krisis moral yang melanda,
sehingga banyak anak yang durhaka pada orang tuanya, banyak dari mereka yang
memperlakukan orang tuanya seperti perlakuan seorang tuan (majikan) terhadap
budaknya (pembantunya). Hanya karena mereka dilahirkan dalam kondisi sederhana.
Hanya karena tidak ada mobil yang mengantar mereka ke sekolahnya. Hanya karena
ingin mendapat predikat kaya. Na’udzubillah thumma na’udzubillah.
2.
Kehidupan yang jungkir balik.
Sekarang banyak kita jumpai karena ingin mengejar “kompleks, runtun, panjang,
lengkap, banyak serta prestise”, menjamurlah orang bodoh menjadi seorang
pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan dalam
mengaturnya, harta melimpah dengan cara kebatilan, merajalelanya manusia yang
berlaku sombong dan foya-foya, bahkan mereka berlomba dan saling meninggikan
bangunan dengan penuh kebanggaan agar mendapat predikan orang terkaya. Mereka
berlaku congak pada orang lain, bahkan seakan mereka ingin saling menguasai
satu sama yang lain.
Ikhwah fillah sekalian, bukan.....bukan materi menjadi
satu-satunya yang akan memuliakan kita, bukan hanya penilaian orang yang akan
menghantarkan kita ke syurga, bukan karena kedudukan yang akan menggiring kita
untuk bahagia. Tetapi raport Allah lah yang akan menjadi penentunya. Mari bangunkan
diri kita, dan bangunkan maysarakat kita, mengacalah pada sosok teladan yang
sudah menorehkan tinta kemuliaan dalam hidupnya, menelusuri jejak-jejak
insan-insan idola, bertemanlah dalam ikatan Dien yang membawa kebahagiaan.
Tengoklah nabi kita, tengoklah sahabat-sahabat nya, tengoklah orang-orang yang
masih dalam barisan dakwahnya. Bukan dengan ketampanan kita menjadi bahagia,
bukan karena harta yang melimpah kita mendapat kedudukan. Bangkitkan potensi
dalam diri, aktualisasikan dalam karya madani, bergeraklah walau hanya dengan
satu lengan, berlarilah jika memang hanya satu kaki yang mampu di gerakkan,
berbarislah dalam satu kekuatan kebersamaan. Kesederhanaan akan menjadi kunci
dalam keberhasilan, kesederhanaan yang mengantarkan kita dalam kemuliaan,
kesederhanaan yang memenuhi hati kita dengan cinta Nya yang Rahman, dengan
kesederhanaan pula yang akan mengantarkan diri kita pada posisi yang terdekat
kepada Robb Tuhan alam semesta.
Allahu’alambishowab.
Wasalamualaikumwarohmatullahiwabarakatuh
By. Ibnu Madya