Sepuluh Mukjizat Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam
1. Al-Quran Al-Karim
Merupakan
mukjizat terbesar yang menunjukkan kebenaran ajaran beliau, Al-Islam, yang
diturunkan oleh Allah.
2. Air memancar dari
sela-sela jemari
Sebuah wadah air pernah disodorkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu,
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallammencelupkan
tangannya ke dalam wadah air itu. Maka, air memancar dari sela-sela jemari
tangan beliau. Dengan air itu, para sahabat berwudhu. Jumlah mereka waktu itu
adalah 300 orang. (HR. Al-Bukhari, no. 3572)
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam terlihat lemas karena menahan lapar. Abu Thalhah
yang mendengar hal itu akhirnya menemui istrinya. Abu Thalhah dan istrinya
berniat mengundang beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk makan.
Singkat cerita, Abu Thalhah dan istrinya hanya memiliki makanan
yang sedikit. Namun ternyata Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajak banyak sahabat untuk ikut makan ke
rumah Abu Thalhah. Abu Thalhah menjadi cemas; makanan sedikit apakah cukup
untuk menjamu tamu sebanyak itu?
Akhirnya, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan shahabat-shahabatnya tiba di rumah Abu
Thalhah. Sebelum acara makan dimulai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammendoakan
makanan yang dihidangkan. Setelah itu para tamu diminta makan bergantian. Yang
pertama makan adalah 10 sahabat. Lalu, 10 sahabat berikutnya, kemudian 10
sahabat berikutnya, dan seteruny.
Akhirnya semua sahabat yang datang itu makan sampai kenyang,
sedangkan jumlah mereka waktu itu 70 atau 80 orang. Setelah itu, barulah
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan keluarga Tholhah makan hingga kenyang pula.
(Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3385; Muslim, no. 2040)
4. Segelas susu
mengenyangkan banyak orang
Abu
Hurairah adalah shahabat Nabi yang sangat miskin tetapi amat banyak ilmunya dan
kuat hafalannya. Dia sering mengalami kelaparan.
Pada suatu hari ketika Abu Hurairah sednag duduk di jalan,
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melewatinya dan tersenyum melihatnya. Beliau
sangat mengerti akan penderitaan Abu Hurairah. Karenanya, berkatalah
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Yaa Aba Hirr!” Abu Hurairah menjawab, “Labbaika, yaa Rasulullah (aku datang
memenuhi panggilanmu, wahai Rasulullah).” beliau berkata, “Ikutilah aku!”
Maka Abu Hurairah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke
rumahnya. Kemudian beliau mengizinkannya masuk. Di sana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenemukan
segelas susu. Beliau bertanya kepada istrinya, “Dari mana susu ini?” Istrinya
menjawab, “Dari Fulan, ia menghadiahkannya untukmu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
memanggil Abu Hurairah, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah,” jawabnya. “Pergilah dan
panggil ahlush shuffah.”
Ahlush shuffah adalah sekumpulan sahabat yang tinggal di masjid
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam karena tidak punya harta dan keluarga (di kota
Madinah, red.). Abu Hurairah merasa berhak mendapat seteguk lebih dahulu agar
kekuatannya yang hilang bisa kembali. Nanti, jika ahlush shuffah datang, tentu
Abu Hurairah yang akan melayani mreka. Ia khawatir jika tidak kebagian.
Namun Abu Hurairah tidak mau menentang perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh
karena itu, Abu Hurairah segera memanggil ahlush shuffah. Mereka pun datang ke
rumah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memanggil Abu Hurairah, “Yaa Aba Hirr!”
“Labbaika, yaa Rasulullah.” “Terimalah ini dan bagikan kepada mereka!” Maka Abu
Hurairah memberikan gelas berisi susu itu kepada orang pertama. Orang itu
meminumnnya sampai puas.
Kemudian gelas tersebut dikembalikan kepada Abu Hurairah. Lalu
diberikan lagi kepada orang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga semua
merasa puas. Sungguh menakjubkan! Gelas itu pun diterima kembali oleh
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kemudian tersenyum kepada Abu Hurairah dan
berkata, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah.” Sekarang tinggal aku dan
kamu.” “Benar, wahai Rasulllah.” “Duduklah dan minum!”
Maka Abu Hurairah duduk dan minum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus
memerintahkannya minum sampai Abu Hurairah berkata, “Demi Allah yang mengutusmu
dengan kebenaran, sudah tidak ada tempat lagi dalam perutku.” Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Beirkan kepadaku gelas itu.” Bleiau memuji Allah dan
bersyukur lalu membaca, “Bismillah,” dan meminum sisa susu itu. (Sumber: H.r.
Al-Bukhari, no. 6087)
5. Doa minta hujan yang
langsung dikabulkan
Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
berkhutbah Jumat, berdirilah seseorang minta didoakan agar turun hujan. Waktu
itu kekeringan sedang melanda. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa.
Seketika itu pula, turunlah hujan deras terus-menerus, sampai hari Jumat
berikutnya
Akhirnya ada seorang lelaki yang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa
rumah-rumah telah rusak akibat hujan deras terus-menerus. Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berdoa agar hujan dialihkan ke sekeliling kota Madinah,
jangan menimpa kota Madinah. Maka awan-awan yang bergerak di atas kota Madinah
pun segera bergerak, tidak lagi berada di atas kota Madinah tetapi berada di
pinggir kota Madinah. (Sumber: HR. Al-Bukahari, no. 3582)
6. Pemberitahuan hal-hal
gaib yang terbukti terjadi
Di
antaranya:
·
Berita dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa kelak Kerajaan Persia dan Romawi akan
dikalahkan oleh kaum muslimin. Selain itu, harta simpanan Persia dan Romawi
akan dimiliki oleh muslimin. (H.r. Al-Bukharu, no. 3618 dan 3619)
·
Berita dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa sepeninggal beliau akan muncul dua nabi
palsu.(H.r. Al-Bukuhari, no. 36211). Dua nabi palsu tersebut adalah Musailamah
Al-Kadzdzab dan Al-Aswad Al-Ansi.
·
Ketiak terjadi Perang Mu’tah, komandan pasukan perang yang
ditunjuk Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk memimpin pasukan muslimin terbunuh. Yang pertama terbunuh
adalah Zai bin Haritsah. Setelah Zaid terbunuh, komnadan pasukan digantikan
oleh Ja’far bin Abi Thalib. Kemudian, Ja’far bin Abi Thalib juga terbunuh.
Sebelum kematian dua komandan itu sampai ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memberitakan kematian Zaid bin haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib kepada para
shahabatnya. Inilah salah satu mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; Allah
beri wahyu kepada beliau tentang berita gaib. (Sumber: H.r. Al-Bukhari,
no. 3630)
7. Terbelahnya bulan
menjadi dua
Pada zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bulan terbelah menjadi dua. Orang-orang kafir
Mekkah ikut menyaksikannya. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3636, 3637, dan
3638)
Orang kafir Mekkah memnita bukti kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka
Allah tunjukkan dengan terbelahnya bulan menjadi dua.
8. Mengobati sakit mata,
Allah sembuhkan dalam seketika
Sebelum penaklukan Benteng Khaibar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk
Ali bin Abi Thalib sebagai pemegang bendera pasukan. Waktu itu, Ali menderita
sakit mata. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memanggil Ali dan meludahi mata Ali yang sakit.
Sekteika, mata Ali yang sakit itu menjadi sembuh seolah-olah tak pernah sakit
mata. (Sumber: Ar-Rahiqul Makhtum, hlm. 376—378)
9. Akan selalu ada yang
tampil membela ajarannya
Berita dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam: akan selalu ada sekelompok umatnya yang selalu menampakkan
kebenaran Islam dan membelanya. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3640—3641)
10. Air sedikit menjadi
banyak
Dalam sebuah perjalanan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
shahabatnya keabisan bekal air. Padahal waktu itu air berjarak jauh dari mereka.
Lalu mereka bertemu seorang wanita yang membawa sedikit air. Lalu
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallammengusap kantung air milik wanita tersebut. Kemudian para shahabat
yang kehausan itu minum. Jumlah mereka ada 40 orang. Stelah puas minum, mreka
mengisi kantung air masing-masing sampai penuh juga. (H.r. Al-Bukhari, no.
3571)
Dikutip dari buku Aku Cinta Rosul
shallallahu ‘alaihi wa sallam, cetakan pertama (Juni
2006/Februari 2007), Abu Usamah Masykur, Penerbit: Darul Ilmi, Yogyakarta.