Kebersamaan
yang membangun ukhuwah tegak berdiri di 3 hari pelaksanaan SILAT 1.
Orang-orang terpilih yang berasal dari berbagai tempat telah mengikutinya, dan
kini telah siap bergabung dan bersama-sama berjuang untuk menegakkan kebaikan
di bumi cinta ini.
Setiap
hari dari subuh hingga malam mereka ditempa oleh ilmu yang disajikan pemateri
dan amanah-amanah yang diberikan dari panitia. Tanpa beban, itulah yang
terlukis dari garis-garis wajah mereka ketika menunaikan nya.
Rasa
lelah yang mereka rasakan ditengah-tengah menuntut ilmu tak mengalahkan rasa
ingin belajar mengenal islam secara lebih dalam disana. Banyak yang
berkesan-kesan karena kebersamaan lah lah yang memantapkan hati mereka, bersemangat
di tengah kepenatan hinggak tetap bertahan ketika cuaca pun terus berubah-ubah.
Tak
mau besar kepala setelah mendapat apresiasi dari majelis pembina dan peserta,
para panitia yang diketuai oleh akhina Elis Elyas melaukan evaluasi dan
perencanaan matang untuk egiatan dihari berikutnya. Syuro tertutup ini
berlangsung selama 1 jam dan menghasilkan pemikiran-pemikiran luar biasa
sebagai penunjang acara tsb.
Aktifitas
padat sudah tercium aromanya ketika jam tiga pagi berada pas diposisi 90⁰. Beberapa
peserta yang mengerti langsung bangkit dari tempat tidur menuju tempat
mensucikan badan mereka setelah bangun tidur . layaknya sebuah aura positif,
semangat beberapa peserta tersebut
menular dengan yang lain satu per satu hingga mereka terlihat seperti
tiang yang kokoh menyangga islam.
Akidah
yang menjadi ilmu pertama untuk peserta disampaikan oleh ustadz Elyas S.Pi yang merupakan seorang direktur Rumah Peduli
Nurul Fikri dan juga seorang pendakwah tangguh yang kini menjadi Ketua Komite
Nasional untuk Rakya Palestina. Ilmu yang beliau miliki sangat luas dan mampu
membawa peserta menghayati tentang pilar-pilar akidah.
Hingga
disapa malam kembali wajah gundah,lelah, gelisah tak tampak dari para peserta.
Dihari
ke dua, tak jauh beda dengan hari pertama hanya ternyata terlihat lebih banyak
senyum saat akan menghadapi materi-materi karena ice breaking rutin telah
benar-benar menghancurkan kemalasan mereka.
Disinilah mereka terlihat lebih berbeda, dilatih menjadi pemimpin
diskusi, pemberi tausiyah, dan menjadi pemikir hebat. Dengan waktu 5 menit yang
sebenarnya hanya 3,5 menit mereka mampu membuat sebuah materi untuk kemudian
disajikan kepada peserta yang lain.
Waktu
diberkian sangat singkat mengingat jumlah mereka yang luar biasa banyak dan
waktu tersedia sedikit, meskipun mendesak-desa ternyata mereka mampu.
**
Sesi
demi sesi berganti seiring berjalan nya waktu, dan dengan kegiatan yang tidak
sama lagi dari hari sebelumnya. Namun masih tetap para pencari ilmu itu berada
dalam satu dekapan nafas ukhuwah islamiyah yang singkat menggelora disana.
Rintik-rintik
hujan menghidupkan jiwa dimalam itu, tepat disaat akhi Suhendro membawakan
muhasabah untuk menghangatkan kembali hati para peserta. Beberapa bait puitis
menghujam menebar isak tangis yang tak lirih terdengar, pertanda pintu-pintu
hati telah terketuk dan sadar akan hal yang terlupa.
Mata
yang merah menemani mereka berpindah untuk besok.
Barangkali
inilah hari yang paling ditunggu-tunggu setelah 2hari 2malam peserta-peserta
menyerap ilmu bekal kepemimpinan mereka. Outbond menjadi pengganti riyadoh yang
seharusnya dipagi-pagi hari sekali mereka harus dapatkan untuk menyegar
bugarkan tubuh mereka.
Tidak
main-main persembahan LDK JS UNPAR kali ini, mereka ingin memberi kesan yang
maksimal dalam SILAT 1 ini. Terbuktilah dengan trainer dan etalase permainan
yang didatangan langsung dari SAS.
Suasana
Ma’had Ar Rahman dimulai dengan tawa ceria pagi itu, apalagi setelah dengan
dimulai nya permainan pertama dari rangkaian outbond. Ditengah persaingan
mereka mampu bekerjasama dengan baik, hingga yang terbaik lah yang berhasil
menjuarai permainan-permainan tersebut. Usaha terbaik mereka tunjukan sampai
persaingan disungai kecil yang malah pada akhirnya menjadi kolam renang pribadi
mereka disana.
Kejutan
kecil terpampang didepan peserta setelah lilin yang mereka lindungi dari
siraman panitia berhasil memutus beberapa utas tali merah. Mereka menyampaikan
hikmah dari kegiatan-kegiatan yang telah mereka lakukan, dan diberi motivasi
oleh Trainer yang akrab dipanggil Kang Ros untuk mengembalikan rasa peduli dan
kepercaya dirian mereka.
Awan
kembali mendung dan semakin gelap sesaat setelah materi ke LDK an yang
dibawakan akhina fathur Rahman selaku ketua LDK JS UNPAR berakhir dan beranjak
ke acara puncak penutupan.
Pada
penutupan beberapa peserta diminta untuk menjadi MC, pembawa tilawah, dan
pembaca do’a. Dengan keikhlasan dan semangat mereka acara berjalan lancar
hingga saat pengucapan Ikrar Alumni SILAT 1, pembagian doorprize dan salam
penutup.
Alhamdulillah,
acara berakhir dengan happy ending, peluk hangat peserta dan panitia, ilmu yang
insyaallah bermanfaat, dan amanah yang berhasil ditunaikan segenap panitia
SILAT 1.(ldk-silat1/2013)